A. DEFENISI
Gout
merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme
purin. Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan
defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth,
2012).
Gout
adalah suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik dimana pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan / penurunan
ekskresi asam urat (Arif, 2010).
Gout
adalah penyakit metabolic yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri
pada tulang dan sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas,
pergelangan dan kaki bagian tengah ( Merkie, Carrie, 2005 ).
B. ETIOLOGI
Pembentukan
purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.
Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
1. Pembentukan
asam urat yang berlebih.
•
Gout primer
metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
•
Gout sekunder
metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti
leukemia.
2. Kurang asam urat
melalui ginjal.
•
Gout primer
renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat.
Penyabab tidak diketahui
•
Gout sekunder
renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik
atau gagal ginjal kronik.
3. Perombakan dalam
usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.
Beberapa faktor lain
yang mendukung seperti :
•
Faktor genetic seperti gangguan
metabolisme purin yang menyebabkan asam urat berlebihan (Hiperuricemia ),
retensi asam urat atau keduanya.
•
Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas,
diabetes mellitus, hipertensi, gangguan ginjal yang kan menyebabkan :
a. Pemecahan
asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia
b. Karena
penggunaan obat – obatan yang menurunkan eksresi asam urat seperti :
c. aspirin,diuretic,
levodopa, diazoksid, asam nikotinat, aseta zolamid dan etambutol.
•
Pembentukan asam urat yang berlebih :
a. Gout
primer metabolic disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
b. Gout
sekunder metabolic disebabkan pembentukan asam urat berlebih karena penyakit
lain seperti leukemia.
•
Kurang asam urat melalui ginjal
a. Gout
primer renal terjadi karena eksresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat.
b. Gout
sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal misalnya glomeronefritis
kronik atau gagal ginjal kronik.
C. ANATOMI
DAN FISIOLOGI
Sistem alat gerak dapat di bagi menjadi :
·
Alat gerak pasif (yang di gerakkan)
·
Alat gerak aktif (yang menggerakkan)
Alat gerak pasif
terdiri dari tulang, alat gerak pasif terdiri dari otot, dengan pusat gerakan
berada pada persendian (artikulus).
1. Osteologi (tulang)
Tulang akan mendapatkan aliran darah (membawa makanan)
dan mendapat serabut saraf (perasaan nyeri), dan tulang akan bertumbuh sesuai
dengan usia.
Fungsi
tulang :
·
Ø Melindungi alat-alat dalam (organ yang
berada di dalam
·
rongga dada, abdomen, pelvis, dan
cranium).
·
Ø Tempat melekatnya otot.
·
Ø Sebagai alat gerak pasif.
·
Ø Member bentuk pada tubuh manusia.
·
Ø Sebagai tempat membuat sel darah
merah.
·
Ø Sebagai tempat menyimpan mineral
(kalsium, pospor)
2. Arthrologi (persendian)
Tubuh manusia dibentuk oleh sejumlah tulang (206 buah),
yang saling berhubungan membentuk artikulus, memungkinkan manusia dapat berdiri
dan duduk dengan stabil, dan bergerak dengan leluasa sesuai keinginannya.
Atas dasar struktur dan fungsi artikulus dibagi
menjadi :
Ø Synarthrosis
Diantara kedua ujung tulang yang membentuk artikular
terdapat suatu jaringan, terdiri dari :
§ Syndesmosis,
jaringan penghubung adalah jaringan ikat.
§ Synchendrosis,
jaringan penghubung dan diaphyse sebelum penulangan selesai atau symphysis
osseum pubis pada usia dewasa.
§ Synostosis,
jaringan penghubung ialah tulang, misalnya diantara os ilium, os pubis, dan os ischium
pada usia dewasa.
Ø Diarthrosis
Ujung-ujung tulang yang membentuk artikulus bebas, tidak
ada jaringan di antaranya, mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
·
Salah satu ujung tulang membentuk caput artikular
dan ujung tulang lain membentuk cavitas glenoidas.
·
Kedua ujung tulang di bungkus oleh
capsula artikularis.
·
Alat-alat khusus meliputi : labrum
artikular, discus dan meniscus artikularis, bursa mukosa, dan ligamentum.
Berdasarkan strukturnya sendi di bedakan atas :
·
Ø Fibrosa : sendi yang tidak memiliki
tulang rawan, dan tulang yang satu dengan yang lainnya di hubungkan dengan
jaringan penyambung fibrosa, missal ; sutura pada tulang tengkorak, tulang
fibia dan fibula distal.
·
Ø Kartilago ; sendi yang ujung-ujung
tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, di sokong oleh ligament dan
hanyab sedikit bergerak. Missal ; sendi sendi kosto kondral, simfisis pubis dan
tulang panggul.
·
Ø Sendi synovial : sendi tubuh yang
dapat di gerakkan, serta memiliki rongga sendi dan permukaan sendi yang di
lapisi tulang rawan hialin terdiri atas ;
1) Ball dan socket
joint (bahu dan pinggul)
membuat pergerakan ke
segala arah.
2) Hinge joints (siku)
membuat pergerakan fleksi
dan ekstensi.
3) Lutu seringkali di
klasifikasikan sebagai hinge
joint, tetapi berputar
sebaik fleksi dan ekstensi.
4) Pergerakan yang
luwes dan lembut di
pergelangan tangan di
kenal biaxial joints.
5) Pivot joints hanya
berotasi di daerah radioulnar.
3. Myologi (otot)
Otot skelet
dikendalikan oleh system saraf pusat dan perifer. Dibagi dalam tiga kelompok
yaitu :
1) Otot rangka (lurik),
diliputi ileh kapsul jarangan ikat.
2) Otot visceral
(polos), terdapat pada saluran pencernaan, saluran perkemihan, dan pembuluh darah.
3) Otot jantung,
ditemukan hanya pada jantung dan kontraksinya diluar control atau diluar
keinginan.
4. Struktur pendukung lain dalam musculoskeletal
1) Ligament, sekumpulan
jaringan fibrosa yang tebal dan merupakan akhir dari suatu otot dan berfungsi mengikat
suatu tulang.
2) Tendon, suatu
perpanjangan dari pembungkus fibrosa yang membungkus setiap otot dan berkaitan
dengan periosteum jaringan penyambung yang mengelilingi tendon, khususnya pada
pergelangan tangan dan tumit.
3) Fasia, suatu
permukaan jaringan penyambung longgar yang didapatkan langsung dibawah kulit
sebagai fasia superficial jaringan penyambung fibrosa yang membungkus otot,
saraf dan pembuluh darah.
4) Bursae, suatu
kantong kecil dari jaringan penyambung, yang digunakan diatas bagian yang bergerak.
D. KLASIFIKASI
Gout terbagi atas 2 yaitu :
a. Gout primer, dimana menyerang laki-laki usia
degenerative, dimana meningkatnya produksi asam urat akibat pecahan purin yang
disintesis dalam jumlah yang berlebihan didalam hati. Merupakan akibat langsung
dari pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekresi
asam urat yaitu hiperurisemia karena gangguan metabolisme purin atau gangguan
ekresi asam urat urin karena sebab genetik. Salah satu sebabnya karena kelainan
genetik yang dapat diidentifikasi, adanya kekurangan enzim HGPRT
(hypoxantin
guanine phosphoribosyle tranferase) atau kenaikan aktifitas enzim PRPP
(phosphoribosyle pyrophosphate ), kasus ini yang dapat diidentifikasi hanya 1 %
saja
b. Gout sekunder, terjadi pada penyakit yang
mengalami kelebihan pemecahan purin menyebabkan meningkatnya sintesis asam
urat. Contohnya pada pasien leukemia Disebabkan karena pembentukan asam urat
yang berlebihan atau ekresi asam urat yang berkurang akibar proses penyakit
lain atau pemakaian obat tertentu. merupakan hasil berbagai penyakit yang
penyebabnya jelas diketahui akan menyebabkan hiperurisemia karena produksi yang
berlebihan atau penurunan ekskresi asam urat di urin.
E. PATOFISIOLOGI
Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3
tahapan. Tahap pertama disebut tahap artritis gout akut. Pada tahap ini
penderita akan mengalami serangan artritis yang khas dan serangan tersebut akan
menghilang tanpa pengobatan dalam waktu 5 – 7 hari. Karena cepat menghilang,
maka sering penderita menduga kakinya keseleo atau kena infeksi sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan.
Bahkan,
dokter yang mengobati kadang-kadang tidak menduga penderita terserang penyakit
gout. Karena serangan pertama kali ini singkat waktunya dan sembuh sendiri,
sering penderita berobat ke tukang urut dan waktu sembuh menyangka hal itu disebabkan
hasil urutan/pijatan. Padahal, tanpa diobati atau diurut pun serangan pertama
kali ini akan hilang sendiri. Setelah serangan pertama, penderita akan masuk
pada gout interkritikal. Pada keadaan ini penderita dalam keadaan sehat selama
jangka waktu tertentu. Jangka waktu antara seseorang dan orang lainnya berbeda.
Ada yang hanya satu tahun, ada pula yang sampai 10 tahun, tetapi rata-rata
berkisar 1 – 2 tahun. Panjangnya jangka waktu tahap ini menyebabkan seseorang
lupa bahwa ia pernah menderita serangan artritis gout atau menyangka serangan
pertama kali dahulu tak ada hubungannya dengan penyakit gout.
Tahap kedua disebut sebagai tahap artritis gout akut
intermiten. Setelah melewati masa gout interkritikal selama bertahun-tahun
tanpa gejala, penderita akan memasuki tahap ini, ditandai dengan serangan
artritis yang khas. Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan
(kambuh) yang jarak antara serangan yang satu dan serangan berikutnya makin
lama makin rapat dan lama, serangan makin lama makin panjang, serta jumlah
sendi yang terserang makin banyak. Tahap ketiga disebut sebagai tahap artritis
gout kronik bertofus.
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita
sakit selama 10 tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terjadi benjolanbenjolan di
sekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa
benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari
kristal monosodium urat. Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang
di sekitarnya. Tofus pada kaki bila ukurannya besar dan banyak akan
mengakibatkan penderita tidak dapat menggunakan sepatu lagi.
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan
gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat
dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase
secara berurutan.
o
Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di
jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini
terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon,
dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macamprotein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon
terhadap pembentukan kristal.
o
Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis
yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis
kristal oleh leukosit.
o
Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk
fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram
leukositik lisosom.
o
Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein
dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom,
peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma.
o
Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom
dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi
dan kerusakan jaringan.
F. WOC
G. MANIFESTASI
KLINIS
Terdapat empat tahap perjalanan klinis dari penyakit
gout yang tidak diobati, antara lain :
o
Hiperuricemia asimtomatik
o
Arthritis gout akut
o
Tahap interkritis
o
Gout kronik
Gout akut berupa :
o
Nyeri hebat
o
Bengkak dan berlangsung cepat pada sendi
yang terserang
o
Sakit kepala
o
Demam
Gangguan kronik berupa :
o
Serangan akut
o
Hiperurisemia yang tidak diobati
o
Terdapat nyeri dan pegal
o
Pembengkakan sendi membentuk noduler
yang disebut tofi ( penumpukan monosodium asam urat dalam jaringan )
H. KOMPLIKASI
§ Ginjal
o
Batu ginjal
o
Gagal ginjal akut / kronis
§ Kardiovaskuler
o
Hipertensi
o
Payah jantung
§ Penyakit metabolik
lain
o
Diabetes
o
Hiperlipidemia
I. PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Untuk memastikan seseorang terkena gout adalah
dengan dilakukan pemeriksaan sebagai berikut :
o
Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki
lebih dari 7 mg/dl dan pada wanita lebih dari 6 mg/dl. Maka dikatakan menderita
asam urat tinggi yang memicu terjadinya gout.
o
Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin
per 24 jam.
Kadar
asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800 mg/24 jam pada
diet biasa atau lebih dari 600 mg / 24 jam.
J. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan ditujukan untuk
mengakhiri serangan akut secepat mungkin,
mencegah
serangan berulang dan pencegahan komplikasi.
Ø Medikasi
o
Pengobatan serangan akut dengan Colchine
0,6 mg PO, Colchine 1,0 – 3,0 mg ( dalam Nacl/IV), phenilbutazon, Indomethacin.
o
Terapi farmakologi ( analgetik dan
antipiretik )
o
Colchines ( oral/iv) tiap 8 jam sekali
untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri
berkurang.
o
Nostreoid, obat – obatan anti inflamasi
( NSAID ) untuk nyeri dan inflamasi.
o
Allopurinol untuk menekan atau
mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan.
o
Uricosuric untuk meningkatkan eksresi
asam urat dan menghambat akumulasi asam urat.
o
Terapi pencegahan dengan meningkatkan
eksresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (
Anturane ) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan
pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2x/hari.
Ø Perawatan
o
Anjurkan pembatasan asupan purin :
Hindari makanan yang mengandung purin yaitu jeroan ( jantung, hati, lidah,
ginjal, usus ), sarden, kerang, ikan herring, kacang – kacangan, bayam, udang,
dan daun melinjo.
o
Anjurkan asupan kalori sesuai kebutuhan
: Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
o
Anjurkan asupan tinggi karbohidrat
kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik di konsumsi oleh
penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat
melalui urin.
o
Anjurkan asupan rendah protein, rendah
lemak
o
Anjurkan pasien untuk banyak minum.
o
Hindari penggunaan alkohol.
K. ASUHAN
KEPERAWATAN TEORITIS
1. PENGKAJIAN
§ Identitas
Meliputi nama, jenis
kelamin, usia, alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit, dan diagnosis medis.
§ Riwayat
kesehatan sekarang
Biasanya nyeri disertai pembengkakan dan kemerahan
dari sendi yang sakit (terutama pada sendi metatarsofalongeal) pertama dari ibu
jari. Hal yang perlu dikaji adalah penyebab, kualitas nyeri, dimana nyeri
dirasakan, tingkat keparahan nyeri, kapan nyeri muncul.
§ Riwayat
kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini, ditemukan kemungkinan penyebab
yang mendukung terjadinya gout ( misalnya penyakit gagal ginjal kronis,
leukemia, hiperparatiroidisme). Masalah lain yang perlu ditanyakan adalah
pernakah klien dirawat dengan maslah yang sama. Kaji adanya pemakaian alkohol
yang berlebihan, penggunaan obat diuretic.
§ Riwayat
kesehatan keluarga
Kaji adanya keluarga dari generasi terdahulu yang
mempunyai keluhan yang sama dengan klien karena klien gout dipenagruhi oleh
faktor genetic. Ada produksi/sekresi asam urat yang berlebihan dan tidak
diketahui penyebabnya.
§ Riwayat
psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran klien dalam
keluarga
dan masyarakat. Respon didapat meliputi adanya kecemasan yang berbeda dan
berhubungan erat dengan adanya sensanyi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat
respon nyeri, dan ketidaktahuan akan program pengobatan dan prognosis penyakit
dan peningkatan asam urat pada sirkulasi. Adanya perubahan peran dalam keluarga
akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik memberikan respon terhadap
konsep diri yang maladaptif.
§ Pemeriksaan
fisik
Keadaan
umum :baik, meningkat tekanan
darah, suhu meningkat, meningkat nadi dan pernafasan normal
Kepala :biasanya bersih,
rambut beruban (biasa terjadi pada usia +50 tahun), tidak rontok dan tidak ada
lesi
Mata :biasanya simetris,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, pupil isokor
Hidung : biasanya simetris,
tidak ada polip, tidak ada haluaran
Telinga :biasanya simetris,
tidak ada darah, pendengaran normal
Mulut :biasanya bersih,
tidak berbau, tidak ada stomatitis
Leher :biasanya jvp normal,
tidak ada pembesar kelenjar getah bening
Dada
Inspeksi :biasanya
simetris, pergerakan iga seimbang
Palpasi :biasanya
premitus sama kiri kanan
Perkusi :biasanya
sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi :biasanya vesikuler
Jantung
Inspeksi :biasanya IC tidak tampak
Palpasi :biasanya IC teraba di midclavikularis RIC V
Perkusi :biasanya pekak
Auskultasi :biasanya S1 dan S2 reguler
Abdomen
Inspeksi :biasanya tidak acites
Auskultasi :biasanya bising usus positif
Perkusi :biasanya timpani
Palpasi :biasanya tidak ada pembesaran lien dan hepar
Genitalia :biasanya tidak ada
masalah
Integumen :biasanyaakral hangat, kulit
normal
Ekstermitas :biasanya ada nyeri di
persendian, nyeri tekan, udema, bengkak, merah, skala nyeri bervariasi,
perubahan kekuatan otot
§ Pemeriksaan
penunjang
a.
Pemeriksaan Laboratorium
-
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi
dalam darah yaitu = > 6 mg % normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7
mg%.
-
Pemeriksaan cairan tofi sangat penting
untuk pemeriksaan diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat
kental sekali.
-
Pemeriksaan darah lengkap
-
Pemeriksaan ureua dan kratinin
b. kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl
c. kadar kratinin darah normal
:0,5-1 mg/dl
d. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat
perubahan yang berarti dan mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada
kasus lebih lanjut, terlhat erosi tulang seperti lubang lubang kecil (punch
out).
2. DIAGNOSA
KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
•
Nyeri akut b/d agen injuri biologis
•
Hambatan mobilitas fisik b/d nyeri sendi
•
Hipertermi b/d proses inflamasi
•
Gangguan citra tubuh b/d penyakit
3. INTERVENSI
Diagnosa
|
NOC
|
NIC
|
Nyeri
akut
|
NOC :
v Pain
Level,
v Pain
control,
v Comfort
level
Kriteria
Hasil :
v Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
v Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan
manajemen nyeri
v Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan
tanda nyeri)
v Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
v Tanda
vital dalam rentang normal
|
NIC :
Pain Management
§ Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
§ Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
§ Gunakan
teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
§ Kaji
kultur yang mempengaruhi respon nyeri
§ Evaluasi
pengalaman nyeri masa lampau
§ Evaluasi
bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri
masa lampau
§ Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
§ Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti
suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
§ Kurangi
faktor presipitasi nyeri
§ Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
farmakologi dan inter personal)
§ Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
§ Ajarkan
tentang teknik non farmakologi
§ Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri
§ Evaluasi
keefektifan kontrol nyeri
§ Tingkatkan
istirahat
§ Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
§ Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic
Administration
§ Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
§ Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
§ Cek
riwayat alergi
§ Pilih
analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian
lebih dari satu
§ Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya
nyeri
§ Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal
§ Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri
secara teratur
§ Monitor
vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
§ Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
§ Evaluasi
efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
|
Hambatan mobilitas fisik
|
NOC
:
· Joint
Movement : Active
· Mobility
Level
· Self
care : ADLs
· Transfer
performance
Kriteria
Hasil :
·
Klien meningkat dalam aktivitas
fisik
·
Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
·
Memverbalisasikan perasaan dalam
·
meningkatkan kekuatan dan kemampuan
·
berpindah
·
Memperagakan penggunaan alat
Bantu
·
untuk mobilisasi (walker)
|
Exercise
therapy : ambulation
· Monitoring
vital sign sebelm/sesudah
· latihan
dan lihat respon pasien saat latihan
· Konsultasikan
dengan terapi fisik tentang
· rencana
ambulasi sesuai dengan
· kebutuhan
· Bantu
klien untuk menggunakan tongkat
· saat
berjalan dan cegah terhadap cedera
· Ajarkan
pasien atau tenaga kesehatan lain
· tentang
teknik ambulasi
· Kaji
kemampuan pasien dalam mobilisasi
· Latih
pasien dalam pemenuhan kebutuhan
· ADLs
secara mandiri sesuai kemampuan
· Dampingi
dan Bantu pasien saat mobilisasi
· dan
bantu penuhi kebutuhan ADLs ps.
· Berikan
alat Bantu jika klien memerlukan.
· Ajarkan
pasien bagaimana merubah posisi
· dan
berikan bantuan jika diperlukan
|
Hipertermi
|
NOC :
Thermoregulation
Kriteria
Hasil :
v Suhu
tubuh dalam rentang normal
v Nadi dan RR dalam rentang normal
v Tidak
ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing, merasa nyaman
|
NIC :
Fever
treatment
§ Monitor
suhu sesering mungkin
§ Monitor
IWL
§ Monitor
warna dan suhu kulit
§ Monitor tekanan darah, nadi dan RR
§ Monitor
penurunan tingkat kesadaran
§ Monitor
WBC, Hb, dan Hct
§ Monitor
intake dan output
§ Berikan
anti piretik
§ Berikan
pengobatan untuk mengatasi penyebab demam
§ Selimuti
pasien
§ Lakukan
tapid sponge
§ Berikan
cairan intravena
§ Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
§ Tingkatkan
sirkulasi udara
§ Berikan
pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature
regulation
§ Monitor
suhu minimal tiap 2 jam
§ Rencanakan
monitoring suhu secara kontinyu
§ Monitor
TD, nadi, dan RR
§ Monitor
warna dan suhu kulit
§ Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
§ Tingkatkan
intake cairan dan nutrisi
§ Selimuti
pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
§ Ajarkan
pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas
§ Diskusikan
tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dari
kedinginan
§ Beritahukan
tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang
diperlukan
§ Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan
§ Berikan
anti piretik jika perlu
Vital sign
Monitoring
§
Monitor TD,
nadi, suhu, dan RR
§
Catat adanya fluktuasi tekanan darah
§
Monitor VS
saat pasien berbaring, duduk, atau berdiri
§
Auskultasi TD
pada kedua lengan dan bandingkan
§
Monitor TD, nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah
aktivitas
§
Monitor kualitas dari nadi
§
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
§
Monitor suara paru
§
Monitor pola pernapasan abnormal
§
Monitor suhu,
warna, dan kelembaban kulit
§
Monitor sianosis perifer
§
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar