Minggu, 10 April 2016

Kasus penyakit DM


Sistem endokrin merupakan sistem yang mensekresikan hormon dan enzim, banyak kelenjar yang bekerja untuk mensekresikan hormon. Kelenjar hipofisis, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar timus, kelenjar adrenal merupakan organ endokrin. Banyak sekali gangguan atau penyakit yang menyerang sistem endokrin ini. Kami tergerak untuk membahas sebuah kasus sebagai salah satu contoh dari gangguan pada sistem endokrin.
Kasus yang kami dapat sesuai pengkajian yang telah didapatkan:
Seorang ibu (50th) datang ke RS ditemani suami dan anak laki lakinya (16th) dengan keluhan merasa letih dan lelah, badannya yang gemuk, kurus tanpa sebab 1 bulan yang lalu padahal frekuensi makan meningkat karena selalu merasa lapar. Ibu juga mengeluhkan frekuensi buang air yang meningkat sekali padahal sudah dibatasi minum walaupun merasa haus-haus. Saat diobservasi perawat melihat mata ibu cekung dan turgor kulit tidak lagi baik.

Apa penyakit yang diderita ibu?
Diabetes melitus
Organ apakah yang mengalami gangguan pada penyakit yang dialami ibu tersbut?
Pankreas

Apa fungsi organ tersebut?
  • Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
  • Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.
Dari keluhan ibu tadi pemeriksaan diagnostik apa yang harus dilakukan?
Pemeriksaan yang dilakukan sebagai penunjang diagnostik medis antara lain:
1. Pemeriksaan elektrolit 
Elektrolit yang didapatkan pada penderita diabetes mellitus bisa kurang maupun lebih dari kadar normal. Normalnya elektrolit pada tubuh adalah sebagai berikut :
  • Kalium : 3,6-5,6mEg/l
  • Natrium : 137-145mEq/l
  • Klorida : 98-107mEg/l
2. Pemeriksaan hematologi
  • a. Laju endap darah (LED)
  • Normalnya LED pada pria antara 0 – 15 mm/jam dan pada wanita antara 0 – 20 mm/jam. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
  • b. Hemoglobin
  • Normalnya Hb pada pria antara 13,0 – 16,0 dan pada wanita antara 12,0 – 14,0. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan menurun.
  • c. Leukosit
  • Normalnya leukosit pada yang dihasilkan tubuh bernilai antara 5.000 – 10.000/ul. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
  • d. Trombosit
  • Normalnya trombosit pada pria yang dihasilkan tubuh bernilai antara 150.000 – 400.000/ul. Namun pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
3. Pemeriksaan gula darah
Orang dengan diabetes melitus kadar gula darahnya meningkat lebih dari 200 mg/dl. Pemeriksaan gula darah antara lain :
  • a. Gula Darah Puasa ( GDP )
  • Pemeriksaan gula darah dimana pasien sebelum melakukan pengambilan darah dipuasakan selama 8 – 12 jam. Semua pemberian obat dihentikan terlebih dahulu.
  • b. Gula Darah 2 jam Post Prandial (GD 2PP)
  • Pemeriksaan gula darah yang tidak dapat distandarkankan karena makanan yang dimakan baik jenis maupun jumlahnya sulit diawasi dalam jangka waktu 2 jam, sebelum pengambilan darah pasien perlu duduk beristirahat tenang tidak melakukan kegiatan apapun dan tidak merokok. Obat-obat hipoglikemi yang dianjurkan dokter harus tetap dikonsumsi.
  • c. Gula Darah Sewaktu ( GDS)
  • Pemeriksaan gula darah yang dilakukan tanpa memerhatikan kapan terakhir pasien makan.
4. Pemeriksaan leukosit
Normalnya kadar leukosit dalam tubuh berdasarkan jenisnya :
Basofil : 0 – 1 %
Eusinofil : 1 – 3%
N. Segmen : 50 – 75 %
N. Batang : 2 – 3 %
Limfosit : 25 – 40 %
Monosit : 3 – 7 %
5. Pemeriksaan Urine
Pemeriksaan urine dikombinasikan dengan pemeriksaan glukosa darah untuk memantau kadar glukosa darah pada periode waktu diantara pemeriksaan darah.
6. Pemeriksaan HbA1c
Kadar HbA1c merupakan kontrol glukosa jangka panjang, menggambarkan kondisi 8-12 minggu sebelumnya, karena paruh waktu eritrosit 120 hari( Kee JL, 2003 ), karena mencerminkan keadaan glikemik selama 2-3 bulan maka pemeriksaan HbA1c dianjurkan dilakukan setiap 3 bulan (Darwis Y, 2005, Soegondo S, 2004). Peningkatan kadar HbA1c >8% mengindikasikan DM yang tidak terkendali dan beresiko tinggi untuk menjadikan komplikasi jangka panjang seperti nefropati, retinopati, atau kardiopati, Penurunan 1% dari HbA1c akan menurunkan komplikasi sebesar 35% (Soewondo P, 2004). Pemeriksaan HbA1c dianjurkan untuk dilakukan secara rutin pada pasien DM. Pemeriksaan pertama untuk mengetahui keadaan glikemik pada tahap awal penanganan, pemeriksaan selanjutnya merupakan pemantauan terhadap keberhasilan pengendalian (Kee JL, 2003)
Bagaimana cara menetapkan diagnosa penyakitnya?
Diagnosis klinis DM umumnya akan dipikirkan bila ada keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, lemah, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impotensia pada pasien pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika keluhan khas, pemeriksaan glukosa darah sewaktu ³  200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa  ³ 126 mg/dl juga digunakan untuk patokan diagnosis DM.  Untuk kelompok tanpa keluhan khas DM, hasil pemeriksaan glukosa darah yang baru satu kali saja abnormal , belum cukup kuat untuk  menegakkan diagnosis klinis DM. Diperlukan pemastian lebih lanjut dengan menddapatkan sekali lagi angka abnormal, baik kadar glukosa darah puasa ³ 126 mg/dl, kadar glukosa darah sewaktu ³ 200 mg/dl pada hari yang lain, atau dari hasil tes toleransi glukosa oral (TTGO) yang abnormal.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO 1985)
  • 3 (tiga) hari sebelumnya makan seperti biasa
  • kegiatan jasmani secukupnya, seperti yang biasa dilakukan
  • puasa semalam, selama 10-12 jam
  • kadar glukosa darah puasa diperiksa
  • diberikan glukosa 75 gram atau 1,75 gram/kgBB, dilarutkan dalam air 250 ml dan diminum selama/dalam waktu 5 menit
  • diperiksa kadar glukosa darah 2 (dua) jam sesudah beban glukosa; selama pemeriksaan subyek yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.
Jelaskan penyebab ibu merasakan gejala:
Letih dan lelah?
Saat kadar gula dalam darah meningkat, tubuh akan  berkompensasi dengan membuang otomatis glukosa melalui urin, sehingga sel sel tubuh kekurangan energi dan tidak bisa bekerja semestinya.
Badan yang gemuk menjadi kurus tanpa sebab yang jelas?
Tubuh kurus terjadi karena resistensi insulin yang merupakan tugas dari pankreas sebenarnya, jika hak ini terjadi maka yang mengubah gluosa menjadi energi sebenarnya adalah insulin. Karena ada gangguan makaglukosa akan masuk langsung ke pembuluh darah karena tidak dapat dipecah menjadi energi, sehingga mau tidak mau, tubuh akan mengambil lemak untuk dipecah menjadi energi
Sering merasa lapar
Rasa cepat lapar timbul akibat tubuh yang kekurangan nutrisi. Hal ini karena tubuh tidak mendapat asupan nutrisi yang seharusnya dapat diperolehnya dari gula yang terbuang bersama urin. Karenanya tubuh mengirim sinyal rasa lapar ke otak sehingga penderita akan merasa lapar.
Sering buang air dan merasa haus
Jika kadar gula darah dalam tubuh seseorang tinggi, maka glukosa yang tidak bisa dimetabolisme akan ikut terbuang melalui urine. Hal ini menyebabkan urine menjadi lebih kental, sehingga membutuhkan air untuk mengencerkannya. Air yang digunakan ini diambil dari dalam tubuh. Akibatnya tubuh akan mengalami dehidrasi sehingga membutuhkan banyak minum. Jika seseorang banyak minum, maka buang air kecilnya juga akan menjadi lebih sering
Mata cekung
Akibat dari pemecahan lemak dan pembuangan urine secara berlebihan di tubuh menyebabkan dehidrasi.

Turgor kulit tidak baik
Pada penderita diabetes melitus kandungan gula darah akan meningkat. Karena gula darah bersifat diuresis / menyerap air maka konsentrasi darah akan mengental dan terjadi gangguan transportasi darah ke pembuluh darah. Dengan terganggunya aliran darah maka pasokan nutrisi yang ke sel – sel tubuh juga akan terganggu dan hal ini menyebabkan kulit mengering, kerusakan sel darah putih dan kematian jaringan.
Jika anak tersebut mengalami penyakit yang sama dengan ibunya, jelaskan perbedaan dengan yang dialami ibunya?
Anak tersebut akan menderita DM tipe 1, sedangkan si ibu menderita DM tipe 2. DM tipe 1 biasanya menyerang usia anaka anak dan DM tipe 2 menyerang dewasa. DM tipe 1 disebabkan oleh gangguan produksi insulin akibat adanya kerusakan pada sel pankreas sebagai sel yang memprodusi insulin. Salah satu penyebab terjadinya kerusakan sel pankreas adalah faktor keturunan.
Apa saja klasifikasi penyakitnya?
  1. DM tipe 1 yaitu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)
  2. DM Tipe 2, DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)
  3. DM Dalam Kehamilan, DM dan kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM)
  4. Diabetes Tipe Lain/ kelainan ginetik
Apa penyebab dari masing-masing klasifikasi tersebut?
  • Diabetes Tipe 1, DM tipe 1 atau yang dulu dikenal dengan nama Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM), terjadi karena kerusakan sel b pankreas (reaksi autoimun). Bila kerusakan sel beta telah mencapai 80--90% maka gejala DM mulai muncul. Perusakan sel beta ini lebih cepat terjadi pada anak-anak daripada dewasa. Sebagian besar penderita DM tipe 1 mempunyai antibodi yang menunjukkan adanya proses autoimun, dan sebagian kecil tidak terjadi proses autoimun. Kondisi ini digolongkan sebagai tipe 1 idiopatik. Sebagian besar (75%) kasus terjadi sebelum usia 30 tahun, tetapi usia tidak termasuk kriteria untuk klasifikasi.
  • Diabetes Tipe 2, DM tipe 2 merupakan 90% dari kasus DM yang dulu dikenal sebagai non insulin dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Pada diabetes ini terjadi penurunan kemampuan insulin bekerja di jaringan perifer (insulin resistance) dan disfungsi sel beta. Akibatnya, pankreas tidak mampu memproduksi insulin yang cukup untuk mengkompensasi insulin resistan. Kedua hal ini menyebabkan terjadinya defisiensi insulin relatif. Gejala minimal dan kegemukan sering berhubungan dengan kondisi ini,yang umumnya terjadi pada usia > 40 tahun. Kadar insulin bisa normal, rendah, maupun tinggi, sehingga penderita tidak tergantung pada pemberian insulin.
  • DM Dalam Kehamilan, DM dan kehamilan (Gestational Diabetes Mellitus - GDM) adalah kehamilan normal yang disertai dengan peningkatan insulin resistan (ibu hamil gagal mempertahankan euglycemia). Faktor risiko GDM: riwayat keluarga DM, kegemukan, dan glikosuria
  • Diabetes Tipe Lain, Subkelas DM dimana individu mengalami hiperglikemia akibat kelainan spesifik (kelainan genetik fungsi sel beta), endokrinopati (penyakit Cushing’s, akromegali), penggunaan obat yang mengganggu fungsi sel beta (dilantin), penggunaan obat yang mengganggu kerja insulin (b-adrenergik), dan infeksi/sindroma genetik.
Apa komplikasi dari penyakit tersebut dan bagaimana komplikasi tersebut bisa terjadi?
Komplikasi akut dapat berupa :
  1. Hipoglikemia yaitu menurunnya kadar gula darah < 60 mg/dl
  2. Keto Asidosis Diabetika (KAD) yaitu DM dengan asidosis metabolic dan hiperketogenesis
  3. Koma Lakto Asidosis yaitu penurunan kesadaran hipoksia yang ditimbulkan oleh hiperlaktatemia.
  4. Koma Hiperosmolar Non Ketotik, gejala sama dengan no 2 dan 3 hanya saja tidak ada hiperketogenesis dan hiperlaktatemia.
Komplikasi kronis :
Biasanya terjadi pada penderita DM yang tidak terkontrol dalam jangka waktu kurang lebih 5 tahun. Dapat dibagi berdasarkan pembuluh darah serta persarafan yang kena atau berdasakan organ. Pembagian secara sederhana sebagai berikut :
  • Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar (pembuluh darah yang dapat dilihat secara mikroskopis) antara lain pembuluh darah jantung / Penyakit Jantung Koroner, pembuluh darah otak /stroke, dan pembuluh darah tepi / Peripheral Artery Disease.
  • Mikroangiopati, mengenai pembuluh darah mikroskopis antara lain retinopati diabetika (mengenai retina mata) dan nefropati diabetika (mengenai ginjal).
  • Neuropati, mengenai saraf tepi. Penderita bisa mengeluh rasa pada kaki/tangan berkurang atau tebal pada kaki atau kaki terasa terbakar/bergetar sendiri.
Bagaimana penatalaksanaan penyakit tersebut? 
Medis 
a. Obat Hipoglikemik oral 
- Golongan Sulfonilurea / sulfonyl ureas 
Efek utamanya meningkatkan produksi insulin oleh sel- sel beta pankreas, karena itu menjadi pilihan utama para penderita DM tipe II dengan berat badan yang berlebihan. Obat – obat yang beredar dari kelompok ini adalah: glibenklamida (5mg/tablet), glibenklamida micronized (5 mg/tablet), glikasida (80 mg/tablet), dan glikuidon (30 mg/tablet). 
- Golongan Biguanid / Metformin 
Obat ini mempunyai efek utama mengurangi glukosa hati, memperbaiki ambilan glukosa dari jaringan (glukosa perifer). Dianjurkan sebagai obat tunggal pada pasien dengan kelebihan berat badan. 
- Golongan Inhibitor Alfa Glukosidase 
Mempunyai efek utama menghambat penyerapan gula di saluran pencernaan, sehingga dapat menurunkan kadar gula sesudah makan. Bermanfaat untuk pasien dengan kadar gula puasa yang masih normal.
b. Insulin
Pada DM tipe I yang tergantung pada insulin biasanya digunakan Human Monocommponent Insulin (40 UI dan 100 UI/ml injeksi), yang beredar adalah Actrapid. Injeksi insulin juga diberikan kepada penderita DM tipe II yang kehilangan berat badan secara drastis. 
Jenis Insulin 
a. Insulin kerja cepat : regular insulin, cristalin zink, dan semilente.
b. Insulin kerja sedang : NPH (Netral Protamine Hagerdon)
c. Insulin kerja lambat : PZI (Protamine Zinc Insulin) 
Keperawatan 
a. Edukasi
Penyuluhan diabetes adalah suatu proses pemberian pengetahuan dan keterampilan bagi penderita DM, yang diperlukan untuk merawat diri sendiri, mengatasi krisis, serta mengubah gaya hidupnya agar dapat menangani penyakitnya dengan baik.
b. Pengaturan diet.
Tujuan utama pengaturan diet adalah membantu orang dengan diabetes memperbaiki kebiasaan gizi dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik, mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, memberikan energi yang cukup untuk mecapai atau mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal, memberikan energi yang cukup untu mencapai atau mempertahankan berat badan yang memadai, menghindari dan menangani komplikasi baik akut maupun kronis serta meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang optimal.
c. Latihan jasmani (Olahraga)
Olahraga selain dapat mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin bekerja lebih efektif. Olahraga juga membantu menurunkan berat badan, memperkuat jantung, dan mengurangi stress. Bagi pasien DM melakukan olahraga dengan teratur akan lebih baik, tetapi jangan melakukan olahraga yang berat – berat. Dianjurkan untuk latihan jasmani secara teratur ( 3-4 kali seminggu ) selama kurang lebih 30 menit, yang sifatnya sesuai CRIPE (Continuous, Rhytmical, Interval, Progressive, Endurance training).
Apa saja yang perlu dikaji pada ibu tentang penyakit yang pernah dideritanya yang berhubungan dengan penyakitnya saat ini?
Hal yang perlu dikaji tentang penyakit yang pernah di derita ibu adalah apakah ibu pernah mengalami obesitas atau berat badan ibu melebihi normal dan apakah ibu pernah mengalami hipertensi, apakah ibu selalu minum obat hipertensinya
Apa saja gejala lain yang mungkin dialami ibu selain yang terdapat dalam kasus?
Mata kabur, Luka atau goresan akan lama sembuh, Kaki kesemutan dan mati rasa, Infeksi kulit
Apakah penyakit penyakit ibu ini merupakan penyakit yang menular?
Belum diketahui secara pasti bahwa diabetes merupakan penyakit yang menular. Tetapi dikatakan bahwa orang yang menderita diabetes, kemungkinan besar akan mewariskan penyakit ini pada anak cucu mereka suatu saat nanti atau yang disebut dengan faktor keturunan (genitas). Resiko terkena diabetes bisa mencapai 26 persen, demikian temuan dari tim McGill University, Kanada.
Namun, tahukah anda bahwa terdapat sebuah penelitian yang menyatakan bahwa penyakit diabetes dapat ditularkan oleh pasangan yang sudah menikah dan menderita diabetes kepada pasangan lainnya yang belum menderita diabetes. Tetapi, menularnya diabetes tidak melalui perantara keringat, sentuhan atau hubungan seksual dengan pasangan yang sah. Penyakit diabetes ditularkan karena faktor kebiasaan buruk penderita diabetes yang diadopsi atau ditiru oleh pasangan bukan penderita diabetes. Seperi pola makan makanan yang kurang sehat dan kebiasaan yang buruk. Sehingga membuat pasangan tersebut juga dapat berisiko 26% lebih tinggi terkena diabetes tipe 2.
Jika dilakukan pemeriksaan fisik, apa saja temuan yang didapatkan sehubungan dengan penyakit ibu tersebut?
Kulit, rambut, dan kuku : Biasanya pada penderita diabetes akan ditemukan kulit panas, kering dan kemerahan, turgor jelek, demam, diaforesis (keringat banyak), kulit rusak, lesi/ulserasi/ulkus.
Kepada dan leher : rambut kusam, kepala simetris, mata kabur, pembesaran tiroid
Toraks dan paru – paru
Meliputi :
  1. Pengkajian keadaan torak Biasanya simetris kiri kanan
  2. Pengkajian keadaaan jantung Biasanya pasien DM akan mengalami takikardia / nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural, hipertensi dysritmia, krekel, DVJ (GJK)
  3. Pengkajian keadaan paru Biasanya pasien DM akan mengalami takipnoe pada keadaan istirahat/dengan aktifitas, sesak nafas, batuk dengan tanpa sputum purulent dan tergantung ada/tidaknya infeksi, panastesia/paralise otot pernafasan (jika kadar kalium menurun tajam), RR > 24 x/menit, nafas berbau aseton.
  4. Ekstremitas : Biasanya pada penderita diabetes akan terjadi gangguan disalah satu atau kedua ektremitas karena adanya luka.
Buatlah askep lengkapnya untuk penyakit diatas! 
PENGKAJIAN 
IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien berisi nama pasien, tempat dan tanggal lahir, pendidikan terakhir, agama, status perkawinan, tinggi badan, berat badan, penampilan umum, ciri – ciri tubuh, alamat, orang terdekat yang mudah dihubungi, hubungan dengan klien, tanggal masuk rumah sakit, diagnosa medis, dan nomer rekam medis.
KELUHAN UTAMA
Keluhan utama badan terasa lemah dan tiba tiba menjadi kurus.
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien mengeluhkan merasa letih dan lelah, badannya yang gemuk, kurus tanpa sebab 1 bulan yang lalu padahal frekuensi makan meningkat karena selalu merasa lapar. Klien juga mengeluhkan frekuensi buang air yang meningkat sekali padahal sudah dibatasi minum walaupun merasa haus-haus..
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
  • Riwayat hipertensi/infark miocard akut dan diabetes gestasional
  • Riwayat ISK berulang.
  • Penggunaan obat-obat seperti steroid, dimetik (tiazid), dilantin dan penoborbital.
  • Riwayat mengkonsumsi glukosa/karbohidrat berlebihan
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Biasanya  ada riwayat anggota keluarga yang menderita diabetes melitus juga.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Biasanya klien compos mentis, terlihat sakit sedang, tekanan darah meningkat, nadi meningkat, pernafasan dan suhu meningkat.
Rambut dan Hygiene Kepala
Warna rambut hitam dan lusuh, rontok, kulit kepala bersih, tidak ada lesi
Mata ( kanan / kiri )
Posisi mata simetris, alis mata memanjang, palpebra tidak udema, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, respon cahaya ada, pupil isokor, mata cekung
Hidung
Bentuk simetris, tidak ada alat bantu pernafasan, tidak ada keluaran
Mulut dan tenggorokan
Mulut bersih, nafas berbau, tidak ada pembesaran tonsil
Telinga
Simetris, tidak ada keluaran
Leher
Ada pembesaran kelenjar tiroid,  tidak ada kaku kuduk, JVP normal
Dada / Thorak
I : Pergerakan dada simetris, bentuk dada normal, RR normal
P : Premitus sama kiri kanan
P : Sonor
A : Vesikuler
Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba, HR meningkat
P : Pekak
A : BJ 1 dan BJ 2 teratur, kekuatan lemah
Abdomen
Keluhan : muntah
I : Tidak acites
A : Bising usus meningkat
P : Tidak ada nyeri tekan dan lepas
P : Timpani
Genita Urinaria
Kondisi lengkap
Ekstermitas
Biasanya mengalami kelemahan dan ada luka
Kesadaran
Kwantitatif
Compos mentis cooperatif
Kwalitatif
GCS = 15
PEMERIKASAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan elektrolit pada penderita diabetes mellitus bisa kurang maupun lebih dari kadar normal.
b. Laju endap darah (LED) pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
c. Hemoglobin pada penderita diabetes melitus nilainya akan menurun.
d. Leukosit pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat.
e. Trombosit pada penderita diabetes melitus nilainya akan meningkat (dehidrasi)
f. Gula darah pada pasien diabetes melitus akan meningkat lebih dari 200 mg/dl.
g. Pemeriksaan Urine pada pasien diabetes melitus biasanya terdapat gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolaritas meningkat.
h. Pemeriksaan HbA1c pada penderita diabetes ditemuka kadar HbA1c dalam tubuh antara 6,1 – 8,00 %. Peningkatan kadar HbA1c >8% mengindikasikan DM yang tidak terkendali dan beresiko tinggi untuk menjadikan komplikasi jangka panjang
i. Insulin darah menurun sampai tidak ada (pada tipe I), normal sampai meningkat pada tipe II yang mengindikasikan insufisiensi insulin
j. Pemeriksaan fungsi tiroid terdapat peningkatan aktivitas hormon tiroid yang meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insuliN.
k. Kultur dan sensitivitas kemungkinan ditemukan adanya infeksi pada saluran kemih, infeksi pada luka.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik.
  2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
  3. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia dan tidak adekuatnya pertahanan tubuh.
INTERVENSI
NO
DX
NOC
NIC
1
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik
NOC:
v Fluid balance
v Hydration
v Nutritional Status : Food
and Fluid Intake
Kriteria Hasil :
v Mempertahankan urine
output sesuai dengan
usia dan BB, BJ urine
normal, HT normal
v Tekanan darah, nadi, suhu
tubuh dalam batas
normal
v Tidak ada tanda tanda
dehidrasi, Elastisitas
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
NIC :
Fluid management
· Pertahankan catatan
intake dan output
yang akurat
· Monitor status hidrasi
( kelembaban
membran mukosa,
nadi adekuat, tekanan
darah ortostatik ), jika
diperlukan
· Monitor vital sign
· Monitor masukan
makanan / cairan dan
hitung intake kalori
harian
· Kolaborasikan
Pemberian cairan IV
· Berikan cairan IV
pada suhu ruangan
· Dorong masukan oral
· Berikan penggantian
nesogatrik sesuai
output
· Dorong keluarga
untuk membantu
pasien makan
· Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
· Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
· Atur kemungkinan
tranfusi
· Persiapan untuk
Tranfusi
2
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
NOC :
v Nutritional Status : food
and Fluid Intake
v Nutritional Status :
nutrient Intake
Kriteria Hasil :
v Adanya peningkatan berat
badan sesuai dengan
tujuan
v Beratbadan ideal sesuai
dengan tinggi badan
v Mampumengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
v Tidak ada tanda tanda malnutrisi
v Menunjukkan
peningkatan fungsi
pengecapan dari
menelan
v Tidak terjadi penurunan
berat badan yang
berarti
NIC :
Nutrition Management
§ Kaji adanya alergi
makanan
§ Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan pasien.
§ Anjurkan pasien untuk
meningkatkan intake
Fe
§ Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
dan vitamin C
§ Berikan substansi gula
§ Yakinkan diet yang
dimakan mengandung
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
§ Berikan makanan yang
terpilih ( sudah
dikonsultasikan
dengan ahli gizi)
§ Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
§ Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
§ Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
nutrisi yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
§ BB pasien dalam batas
normal
§ Monitor adanya
penurunan berat
badan
§ Monitor tipe dan jumlah
aktivitas yang biasa
dilakukan
§ Monitor interaksi anak
atau orangtua selama
makan
§ Monitor lingkungan
selama makan
§ Jadwalkan pengobatan
dan tindakan tidak
selama jam makan
§ Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
§ Monitor turgor kulit
§ Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
§ Monitor mual dan
muntah
§ Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
§ Monitor makanan
kesukaan
§ Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
§ Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
§ Monitor kalori dan
intake nuntrisi
§ Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan
cavitas oral.
§ Catat jika lidah
berwarna magenta,
scarlet
3
Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia dan tidak adekuatnya pertahanan tubuh.
NOC :
v Immune Status
v Knowledge : Infection
control
v Risk control
Kriteria Hasil :
v Klien bebas dari tanda
dan gejala infeksi
v Menunjukkan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
v Jumlah leukosit dalam
batas normal
v Menunjukkan perilaku
hidup sehat
NIC :
Infection Control (Kontrol
infeksi)
· Bersihkan lingkungan
setelah dipakai pasien
lain
· Pertahankan teknik
isolasi
· Batasi pengunjung
bila perlu
· Instruksikan pada
pengunjung untuk
mencuci tangan saat
berkunjung dan
setelah berkunjung
meninggalkan pasien
· Gunakan sabun
antimikrobia untuk
cuci tangan
· Cuci tangan setiap
sebelum dan sesudah
tindakan kperawtan
· Gunakan baju, sarung
tangan sebagai alat
pelindung
· Pertahankan
lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
· Ganti letak IV perifer
dan line central dan
dressing sesuai
dengan petunjuk
umum
· Gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan infeksi
kandung kencing
· Tingktkan intake
nutrisi
· Berikan terapi
antibiotik bila perlu
Infection Protection
(proteksi terhadap infeksi)
· Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan lokal
· Monitor hitung
granulosit, WBC
· Monitor kerentanan
terhadap infeksi
· Batasi pengunjung
· Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
· Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
· Pertahankan teknik
isolasi k/p
· Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
· Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
· Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
· Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
· Dorong masukan
cairan
· Dorong istirahat
· Instruksikan pasien
untuk minum
antibiotik sesuai resep
· Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
· Ajarkan cara
menghindari infeksi
· Laporkan kecurigaan
infeksi
· Laporkan kultur
Positif

Dari kasus diatas dapat disimpulkan bahwa yang diderita oleh pasien adalah penyakit Diabetes Melitus. Menurut WHO yang dimaksud dengan diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan keturunan secara bersama – sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar